Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Contoh Kalimat Majemuk (Tugas 4)

Kata : Kendaraan Pribadi (Sepeda,Sepeda Motor,Mobil) A.Kalimat Majemuk Setara 1. Majemuk Setara Sejalan *Banyak orang mengendarai sepeda motor dan mobil ketika  mereka berangkat bekerja. 2.Majemuk Setara Berlawanan *Robby memiliki mobil baru berwarna hijau sedangkan   Anni memiliki mobil berwarna merah. 3.Majemuk Setara Sebab *Merk sepeda motor Variow lebih diminati banyak orang, sebab model dan warnanya yang bervariasi. 4.Majemuk Setara Akibat *Kendaraan pribadi lebih banyak digunakan oleh warga Jakarta saat bepergian kemana saja, akibatnya  Jakarta masuk dalam salah satu kota paling macet didunia. B.Kalimat Majemuk Bertingkat 1.Majemuk Bertingkat Waktu *Pada zaman dahulu kendaraan pribadi jarang kita jumpai,  ketika  orang-orang masih menyukai berjalan kaki. 2.Majemuk Bertingkat Syarat *Kamu dapat membeli mobil yang kamu suka jika  kamu rajin bekerja dan rajin menabung. 3.Majemuk Bertingkat Tujuan *Annisa rajin menabung agar  dia dapat membeli sepeda

KATA & DATA (Tugas 3)

Kata         : Kendaraan pribadi (Sepeda Motor/Mobil). Frasa        : Pejalan kaki semakin berkurang. Hipotesa   : Semakin mudahnya untuk membeli kendaraan, masyarakat sangat malas untuk berjalan                     kaki. Data         : 1.Lembaga kredit kendaraan semakin menjamur.                    2.Perjalanan/Tempat tujuan lebih cepat ditempuh.                    3.Mempersingkat waktu.                    4.Kendaraan pribadi lebih mempermudah pengguna jalan.                    5.Keamanan (Copet kendaraan umum).                    6.Jalanan semakin macet dan polusi udara bertambah. Sumber Data : - Pengguna kendaraan.

Analisis Cerpen (Tugas 2)

Pelajaran mengarang sudah dimulai. Kalian punya waktu 60 menit”, ujar Ibu Guru Tati. Anak-anak kelas V menulis dengan kepala hampir menyentuh meja. Ibu Guru Tati menawarkan tiga judul yang ditulisnya di papan putih. Judul pertama “Keluarga Kami yang Berbahagia”. Judul kedua “Liburan ke Rumah Nenek”. Judul ketiga “Ibu”. Ibu Guru Tati memandang anak-anak manis yang menulis dengan kening berkerut. Terdengar gesekan halus pada pena kertas. Anak-anak itu sedang tenggelam ke dalam dunianya, pikir Ibu Guru Tati. Dari balik kacamatanya yang tebal, Ibu Guru Tati memandang 40 anak yang manis, yang masa depannya masih panjang, yang belum tahu kelak akan mengalami nasib macam apa. Sepuluh menit segera berlalu. Tapi Sandra, 10 Tahun, belum menulis sepatah kata pun di kertasnya. Ia memandang keluar jendela. Ada dahan bergetar ditiup angin kencang. Ingin rasanya ia lari keluar dari kelas, meninggalkan kenyataan yang sedang bermain di kepalanya. Kenyataan yang terpaksa diingatnya, karena Ibu