Inter-Relasi:
A:Musik
B:Media pembelajaran kreatif
C:Lagu-lagu
D:Pendidikan Pra Sekolah
Pokok Pikiran di Paragraf:
1.Peran pendidikan pra sekolah.
2.Program pembelajaran.
3.Hal yang membantu guru untuk meningkatkan kreatifitasnya.
4.Masa pra sekolah.
5.Proses latihan ketrampilan yang diperlukan.
6.Manfaat musik untuk anak usia dini.
7.Sejarah musik.
8.Peran musik dalam pendidikan pra sekolah.
9.Konsep belajar.
10.Tema yang digunakan untuk media pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya guna mengembangkan tema tersebut disampaikan dengan kegiatan yang baik dan memasukkan kegiatan yang berkaitan dengan musik seperti halnya mendengarkan musik, merespon musik dengan gerak berirama, bernyanyi, membaca notasi musik, dan memainkan alat musik sederhana merupakan merupakan aktivitas pembelajaran di taman kanak-kanak yang bertujuan untuk pembentukan perilaku (khususnya melalui pesan-pesan syair lagunya), dan pengembangan kemampuan dasar seperti daya cipta, bahasa, daya pikir, ketrampilan, dan jasmani (melalui unsur melodi, ritme, harmoni, syair, dan ekspresinya) (Jamalus, 1984: 5; Safrina, 1999: 125-166).
A:Musik
B:Media pembelajaran kreatif
C:Lagu-lagu
D:Pendidikan Pra Sekolah
Pokok Pikiran di Paragraf:
1.Peran pendidikan pra sekolah.
2.Program pembelajaran.
3.Hal yang membantu guru untuk meningkatkan kreatifitasnya.
4.Masa pra sekolah.
5.Proses latihan ketrampilan yang diperlukan.
6.Manfaat musik untuk anak usia dini.
7.Sejarah musik.
8.Peran musik dalam pendidikan pra sekolah.
9.Konsep belajar.
10.Tema yang digunakan untuk media pembelajaran.
Pendidikan anak usia dini (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan pra
sekolah yang ikut berperan dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional. Berperan
sebagai pelaksana yang bertujuan untuk memberikan berbagai kemampuan dasar
yang sangat penting kepada anak usia dini yang dalam mengembangkan sikap,
pengetahuan, dan daya cipta yang suatu saat akan diperlukan dalam upaya untuk
beradaptasi dengan pertumbuhannya, perkembangannya, maupun lingkungannya. Taman kanak-kanak sebagai salah satu bentuk pendidikan prasekolah, dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya berbeda dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar maupun di sekolah-sekolah tingkat berikutnya. Hal tersebut disebabkan karena tujuan institusional Taman kanak-kanak adalah hanya membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya (Depdikbud, 1994:2; Moeslichstoen, 1999: 3). Ruang lingkup program kegiatan belajar di taman kanak-kanak mencakup; pembentukan perilaku melalui pembiasaan dalam pengembangan moral Pancasila, agama, disiplin, perasaan/emosi, dan kemampuan bermasyarakat, serta pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh guru meliputi pengembangan kemampuan berbahasa, daya pikir, daya cipta, keterampilan, jasmani dan seni.
Terlepas dari tujuan pendidikan anak usia dini (TK) serta memperhatikan
kebutuhan perkembanagan anak pada usia 4-6 tahun, pelaksanaan pendidikan pra
sekolah menganut sistem bermain sambil belajar. Berbagai bidang pengembangan
yang ada, diajarkan dengan cara memadukan dalam satu program kegiatan belajar
yang utuh berupa Program Pembentukan perilaku dan Program Pengembangan Kemampuan
Dasar (Depdikbud, 1996).
Program pembentukan perilaku bertujuan untuk
mempersiapkan anak sedini mungkin untuk dapat mengembangkan sikap dan perilaku
yang berlandaskan nilai moral Pancasila dan Agama. Sedangkan program pengembangan kemampuan dasar adalah segala kegiatan
yang mencakup daya cipta, daya pikir, ketrampilan, kemampuan jasmani, dan
bahasa.
Untuk membantu para guru dalam melaksanakan
berbagai program kegiatan pembelajaran pada pendidikan anak usia dini /
TK, telah ditetapkan berbagai tema yang dapat dijadikan sebagai
acuan dalam pengembangan selanjutnya.
Agar aktivitas bermusik seperti
mendengarkan musik dan bernyanyi menjadi sebuah proses yang berarti bagi anak,
maka diperlukan kemampuan guru dalam mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan pembelajarannya. Beberapa hal penting berkaitan dengan kemampuan guru
tersebut antara lain menyangkut masalah:
(1) kemampuan menentukan kegiatan pengalaman
musik yang sesuai dengan tema pembelajaran dan aspek pengembangan yang ada di TK.
(2) kemampuan merancang bentuk kegiatan pengalaman
musik yang akan dilakukan.
(3) kemampuan menentukan jenis karya musik dan model lagu yang akan dijadikan sebagai media pembelajaran.
(4) kreatifitas guru dalam mengembangkan dan
berkreasi musik.
Masa prasekolah (usia 2-6 tahun) merupakan usia
yang ideal untuk mulai belajar berbagai ketrampilan yang berguna dikemudian
hari. Pada masa ini anak merasa senang mengulang suatu kegiatan ketrampilan
melalui latihan tertentu yang menyenangkan. Nurgiyantoro (2005: 62) mengatakan
bahwa pada masa ini (3-5 tahun), anak berada dalam tahap pra-operasional
(Piaget); pengalaman pada tahap prakarsa
versus kesalahan (Erickson); penafsiran baik dan buruk, boleh dan tidak boleh,
berdasarkan konsekuensi fisik dan hadiah atau hukuman; perkembangan bahasa
berlangsung amat cepat, dan pada usia lima tahun sudah mampu berbicara kalimat
kompleks; dapat membedakan warna dan mengenali atribut yang berbeda pada objek
yang mirip; cara berpikir dan berperilaku egosentris; belajar lewat pengalaman
tangan pertama; mulai menyatakan sesuatu secara bebas dan belajar lewat
permainan imajinatif; membutuhkan pujian dan persetujuan dari orang dewasa;
kurang memperhatikan masalah waktu; dan mengembangkan rasa tertarik dalam aktivitas
kelompok.
Agar proses latihan ketrampilan yang diperlukan dapat berlangsung secara
efektif, maka setiap prosesnya harus dirancang secara terarah, sehingga peningkatan
dalam kecepatan dan ketepatan melakukan sesuatu dapat dicapai oleh anak.
Aktivitas musik merupakan bagian penting dalam
program pendidikan taman kanak-kanak. Dalam buku Mother Play and
Nursery Songs, Froebel seorang tokoh Bapak Taman Kanak-kanak percaya
terhadap nilai-nilai pengalaman musikal bagi anak-anak (Bayless dalam Jatmiko,
1996). Di sarankan bahwa anak-anak harus diberikan sebanyak-banyaknya
pengalaman bernyanyi dan bermain. Berkaitan dengan hal tersebut, lebih lanjut Mc
Donald (dalam Jatmiko,1996) mengemukakan bahwa anak-anak usia pra sekolah merupakan pencipta musik yang paling orisinal. Mereka menciptakan musik lebih banyak, menjajagi dengan teliti, menggunakan musik lebih konsisten
dan spontan, serta memiliki motivasi yang lebih kuat terhadap musik jika
dibandingkan dengan anak-anak dalam tingkat usia selanjutnya (usia remaja). Musik sebagai salah satu aktivitas yang penting
dalam pelaksanaan pembelajaran di taman kanak-kanak dianggap mampu mempengaruhi
perkembangan pribadi anak, baik menyangkut aspek perkembangan motorik,
perkembangan bahasa, perkembangan emosi, perkembangan sosial, dan perkembangan
intelegensi. Selain itu juga karena beberapa hal, antara lain sebagai berikut :
Musik sebagai bagian dari dunia sekitar kita,
dibuktikan melalui kenyataan bahwa, sejak peradaban manusia yang paling
primitif sampai kepada peradaban manusia yang paling maju pun menunjukkan bahwa
musik menjadi bagian yang penting dalam kehidupan manusia. Sejarah musik dari abad ke abad merupakan
sejarah kemanusiaan. Ungkapan musik yang ada hingga saat ini merupakan ungkapan
pengalaman hidup manusia, dalam mengekspresikan diri terhadap lingkungan yang
dirasakan. Musik sebagai alat ungkapan diri karena musik
mampu mengungkapkan pengalaman hidup manusia, baik yang telah dialami, maupun
ide dan gagasan yang diinginkannya (Depdikbud, 1996: 170-171; Moeslichatoen,
1999: 12-13).
Kata media berasal dari kata medium (latin) yang
berarti antara. Istilah tersebut menunjukkan segala sesuatu yang membawa atau
menyalurkan informasi antara sumber atau pemberi pesan dan penerima pesan
(Rumampuk,1988: 3). Pengertian media dalam
konteks pembelajaran, oleh Zaenudin (1985: 42) dikatakan bahwa media dipandang
sebagai segala sesuatu yang dapat yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga mendorong
terjadinya proses belajar pada dirinya.
Melalui nyanyian, membantu diri anak menuju kedewasaan dalam hal
menumbuhkembangkan aspek fisik, intelegensi, emosi dan rasa sosial anak (
Mahmud dan Fat, 1994 : 1-2 ). Sedangkan dari unsur melodi, ritme,
harmoni, ekspresi, dan struktur lagunya bila dikaitkan dengan
kompetensi berbahasa dapat digunakan sebagai media untuk mengembangkan
kemampuan membaca dan sastra khususnya berkaitan dengan masalah intonasi,
vokalisi/artikulasi, ekspresi/mimik, dan pemahaman kalimat.
Pembelajaran tematik menekankan pada penerapan
konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena
itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang menunjukkan
kaitan unsur-unsur konseptual sehingga menjadikan proses pembelajaran lebih
efektif. Sebagai suatu model pembelajaran pada pendidikan anak usia
dini/TK, pembelajaran tematik memiliki karakteristik seperti :
(1) berpusat
pada siswa (student centered); (2) memberikan pengalaman langsung; (3) pembelajaran
berlangsung secara terpadu; (4) menyajikan konsep dari berbagai pengetahuan;
(5) bersifat fleksibel; dan (6) hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa (Tim Pustaka Yustisia, 2007:254-255).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran usia dini (TK), dalam prosesnya
telah ditentukan berbagai tema yang dapat dikembangkan lebih lanjut lagi oleh
guru. Tema-tema tersebut antara lain:
1.Diri sendiri
2.Kebutuhan
3.Lingkungan
4.Tanaman
5.Binatang
6.Transportasi
7.Komunikasi
8.Rekreasi
9.Pekerjaan ataupun profesi
10.Air, udara, api
11.Negaraku
Dalam pelaksanaannya guna mengembangkan tema tersebut disampaikan dengan kegiatan yang baik dan memasukkan kegiatan yang berkaitan dengan musik seperti halnya mendengarkan musik, merespon musik dengan gerak berirama, bernyanyi, membaca notasi musik, dan memainkan alat musik sederhana merupakan merupakan aktivitas pembelajaran di taman kanak-kanak yang bertujuan untuk pembentukan perilaku (khususnya melalui pesan-pesan syair lagunya), dan pengembangan kemampuan dasar seperti daya cipta, bahasa, daya pikir, ketrampilan, dan jasmani (melalui unsur melodi, ritme, harmoni, syair, dan ekspresinya) (Jamalus, 1984: 5; Safrina, 1999: 125-166).
Demikian pengetahuan yang bisa saya bagikan, jika ada kata atau kutipan yang sama saya mohon maaf. Terimakasih.
Komentar
Posting Komentar