Langsung ke konten utama

Musik sebagai media pembelajaran kreatif untuk pendidikan pra sekolah (Tugas 7)

Inter-Relasi:


A:Musik
B:Media pembelajaran kreatif
C:Lagu-lagu
D:Pendidikan Pra Sekolah


Pokok Pikiran di Paragraf:
1.Peran pendidikan pra sekolah.
2.Program pembelajaran.
3.Hal yang membantu guru untuk meningkatkan kreatifitasnya.
4.Masa pra sekolah.
5.Proses latihan ketrampilan yang diperlukan.
6.Manfaat musik untuk anak usia dini.
7.Sejarah musik.
8.Peran musik dalam pendidikan pra sekolah.
9.Konsep belajar.
10.Tema yang digunakan untuk media pembelajaran.


Pendidikan anak usia dini (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang ikut berperan dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional. Berperan sebagai pelaksana yang bertujuan untuk memberikan berbagai kemampuan dasar yang sangat penting kepada anak usia dini yang dalam mengembangkan sikap, pengetahuan, dan daya cipta yang suatu saat akan diperlukan dalam upaya untuk beradaptasi dengan pertumbuhannya, perkembangannya, maupun lingkungannya. Taman kanak-kanak sebagai salah satu bentuk pendidikan prasekolah, dalam melaksanakan kegiatan pembelajarannya berbeda dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar maupun di sekolah-sekolah  tingkat berikutnya. Hal tersebut disebabkan karena tujuan institusional Taman kanak-kanak adalah hanya membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya (Depdikbud, 1994:2; Moeslichstoen, 1999: 3). Ruang lingkup program kegiatan belajar di taman kanak-kanak mencakup; pembentukan perilaku melalui pembiasaan dalam pengembangan moral Pancasila, agama, disiplin, perasaan/emosi, dan kemampuan bermasyarakat, serta pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh guru meliputi pengembangan kemampuan berbahasa, daya pikir, daya cipta, keterampilan, jasmani dan seni.

Terlepas dari tujuan pendidikan anak usia dini (TK) serta memperhatikan kebutuhan perkembanagan anak pada usia 4-6 tahun, pelaksanaan pendidikan pra sekolah menganut sistem bermain sambil belajar. Berbagai bidang pengembangan yang ada, diajarkan dengan cara memadukan dalam satu program kegiatan belajar yang utuh berupa Program Pembentukan perilaku dan Program Pengembangan Kemampuan Dasar (Depdikbud, 1996).
Program pembentukan perilaku bertujuan untuk mempersiapkan anak sedini mungkin untuk dapat mengembangkan sikap dan perilaku yang berlandaskan nilai moral Pancasila dan Agama. Sedangkan program pengembangan kemampuan dasar adalah segala kegiatan yang mencakup daya cipta, daya pikir, ketrampilan, kemampuan jasmani, dan bahasa.

        Untuk membantu para guru dalam melaksanakan berbagai program kegiatan pembelajaran pada pendidikan anak usia dini / TK,  telah ditetapkan berbagai tema yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan selanjutnya.
 Agar aktivitas bermusik seperti mendengarkan musik dan bernyanyi menjadi sebuah proses yang berarti bagi anak, maka diperlukan kemampuan guru dalam mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Beberapa hal penting berkaitan dengan kemampuan guru tersebut antara lain menyangkut masalah:
(1) kemampuan menentukan kegiatan pengalaman musik yang sesuai dengan tema pembelajaran dan aspek pengembangan yang ada di TK.
(2) kemampuan merancang bentuk kegiatan pengalaman musik yang akan dilakukan.
(3) kemampuan menentukan jenis karya musik dan model lagu yang akan dijadikan sebagai media pembelajaran.
(4) kreatifitas guru dalam mengembangkan dan berkreasi musik.

Masa prasekolah (usia 2-6 tahun) merupakan usia yang ideal untuk mulai belajar berbagai ketrampilan yang berguna dikemudian hari. Pada masa ini anak merasa senang mengulang suatu kegiatan ketrampilan melalui latihan tertentu yang menyenangkan. Nurgiyantoro (2005: 62) mengatakan bahwa pada masa ini (3-5 tahun), anak berada dalam tahap pra-operasional (Piaget);  pengalaman pada tahap prakarsa versus kesalahan (Erickson); penafsiran baik dan buruk, boleh dan tidak boleh, berdasarkan konsekuensi fisik dan hadiah atau hukuman; perkembangan bahasa berlangsung amat cepat, dan pada usia lima tahun sudah mampu berbicara kalimat kompleks; dapat membedakan warna dan mengenali atribut yang berbeda pada objek yang mirip; cara berpikir dan berperilaku egosentris; belajar lewat pengalaman tangan pertama; mulai menyatakan sesuatu secara bebas dan belajar lewat permainan imajinatif; membutuhkan pujian dan persetujuan dari orang dewasa; kurang memperhatikan masalah waktu; dan mengembangkan rasa tertarik dalam aktivitas kelompok.
Agar proses latihan ketrampilan yang diperlukan dapat berlangsung secara efektif, maka setiap prosesnya harus dirancang secara terarah, sehingga peningkatan dalam kecepatan dan ketepatan melakukan sesuatu dapat dicapai oleh anak.
Aktivitas musik merupakan bagian penting dalam program pendidikan taman kanak-kanak. Dalam buku Mother Play and Nursery Songs, Froebel seorang tokoh Bapak Taman Kanak-kanak percaya terhadap nilai-nilai pengalaman musikal bagi anak-anak (Bayless dalam Jatmiko, 1996). Di sarankan bahwa anak-anak harus diberikan sebanyak-banyaknya pengalaman bernyanyi dan bermain. Berkaitan dengan hal tersebut, lebih lanjut Mc Donald (dalam Jatmiko,1996)  mengemukakan bahwa anak-anak usia pra sekolah merupakan pencipta musik yang paling orisinal. Mereka menciptakan musik lebih banyak, menjajagi dengan teliti, menggunakan musik lebih konsisten dan spontan, serta memiliki motivasi yang lebih kuat terhadap musik jika dibandingkan dengan anak-anak dalam tingkat usia selanjutnya (usia remaja). Musik sebagai salah satu aktivitas yang penting dalam pelaksanaan pembelajaran di taman kanak-kanak dianggap mampu mempengaruhi perkembangan pribadi anak, baik menyangkut aspek perkembangan motorik, perkembangan bahasa, perkembangan emosi, perkembangan sosial, dan perkembangan intelegensi. Selain itu juga karena beberapa hal, antara lain sebagai berikut :
Musik sebagai bagian dari dunia sekitar kita, dibuktikan melalui kenyataan bahwa, sejak peradaban manusia yang paling primitif sampai kepada peradaban manusia yang paling maju pun menunjukkan bahwa musik menjadi bagian yang penting dalam kehidupan manusia. Sejarah musik dari abad ke abad merupakan sejarah kemanusiaan. Ungkapan musik yang ada hingga saat ini merupakan ungkapan pengalaman hidup manusia, dalam mengekspresikan diri terhadap lingkungan yang dirasakan. Musik sebagai alat ungkapan diri karena musik mampu mengungkapkan pengalaman hidup manusia, baik yang telah dialami, maupun ide dan gagasan yang diinginkannya (Depdikbud, 1996: 170-171; Moeslichatoen, 1999: 12-13).
Kata media berasal dari kata medium (latin)  yang berarti antara. Istilah tersebut menunjukkan segala sesuatu yang membawa atau menyalurkan informasi antara sumber atau pemberi pesan dan penerima pesan (Rumampuk,1988: 3).  Pengertian media dalam konteks pembelajaran, oleh Zaenudin (1985: 42) dikatakan bahwa media dipandang sebagai segala sesuatu yang dapat yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.
     Melalui nyanyian, membantu diri anak menuju kedewasaan dalam hal menumbuhkembangkan aspek fisik, intelegensi, emosi dan rasa sosial anak ( Mahmud dan Fat, 1994 : 1-2 ). Sedangkan dari unsur melodi, ritme, harmoni, ekspresi, dan struktur lagunya bila dikaitkan dengan kompetensi berbahasa dapat digunakan sebagai media untuk mengembangkan kemampuan membaca dan sastra khususnya berkaitan dengan masalah intonasi, vokalisi/artikulasi, ekspresi/mimik, dan pemahaman kalimat.
Pembelajaran tematik menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual sehingga menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.  Sebagai suatu model pembelajaran pada pendidikan anak usia dini/TK, pembelajaran tematik memiliki karakteristik seperti : 
(1) berpusat pada siswa (student centered); (2) memberikan pengalaman langsung; (3) pembelajaran berlangsung secara terpadu; (4) menyajikan konsep dari berbagai pengetahuan; (5) bersifat fleksibel; dan (6) hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa (Tim Pustaka Yustisia, 2007:254-255).

Untuk mencapai tujuan pembelajaran usia dini (TK), dalam prosesnya telah ditentukan berbagai tema yang dapat dikembangkan lebih lanjut lagi oleh guru. Tema-tema tersebut antara lain:
1.Diri sendiri
2.Kebutuhan
3.Lingkungan
4.Tanaman
5.Binatang
6.Transportasi
7.Komunikasi
8.Rekreasi
9.Pekerjaan ataupun profesi
10.Air, udara, api
11.Negaraku

Dalam pelaksanaannya guna mengembangkan tema tersebut disampaikan dengan kegiatan yang baik dan memasukkan kegiatan yang berkaitan dengan musik seperti halnya mendengarkan musik, merespon musik dengan gerak berirama, bernyanyi,  membaca notasi musik, dan memainkan alat musik sederhana merupakan merupakan aktivitas  pembelajaran di taman kanak-kanak yang bertujuan untuk pembentukan perilaku (khususnya melalui pesan-pesan syair lagunya), dan  pengembangan kemampuan dasar seperti daya cipta, bahasa, daya pikir, ketrampilan, dan jasmani (melalui unsur melodi, ritme, harmoni, syair, dan ekspresinya) (Jamalus, 1984: 5; Safrina, 1999: 125-166).


Demikian pengetahuan yang bisa saya bagikan, jika ada kata atau kutipan yang sama saya mohon maaf. Terimakasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Kalimat Majemuk (Tugas 4)

Kata : Kendaraan Pribadi (Sepeda,Sepeda Motor,Mobil) A.Kalimat Majemuk Setara 1. Majemuk Setara Sejalan *Banyak orang mengendarai sepeda motor dan mobil ketika  mereka berangkat bekerja. 2.Majemuk Setara Berlawanan *Robby memiliki mobil baru berwarna hijau sedangkan   Anni memiliki mobil berwarna merah. 3.Majemuk Setara Sebab *Merk sepeda motor Variow lebih diminati banyak orang, sebab model dan warnanya yang bervariasi. 4.Majemuk Setara Akibat *Kendaraan pribadi lebih banyak digunakan oleh warga Jakarta saat bepergian kemana saja, akibatnya  Jakarta masuk dalam salah satu kota paling macet didunia. B.Kalimat Majemuk Bertingkat 1.Majemuk Bertingkat Waktu *Pada zaman dahulu kendaraan pribadi jarang kita jumpai,  ketika  orang-orang masih menyukai berjalan kaki. 2.Majemuk Bertingkat Syarat *Kamu dapat membeli mobil yang kamu suka jika  kamu rajin bekerja dan rajin menabung. 3.Majemuk Bertingkat Tujuan *Annisa rajin menabung agar  dia dapat membeli sepeda

Analisis Cerpen (Tugas 2)

Pelajaran mengarang sudah dimulai. Kalian punya waktu 60 menit”, ujar Ibu Guru Tati. Anak-anak kelas V menulis dengan kepala hampir menyentuh meja. Ibu Guru Tati menawarkan tiga judul yang ditulisnya di papan putih. Judul pertama “Keluarga Kami yang Berbahagia”. Judul kedua “Liburan ke Rumah Nenek”. Judul ketiga “Ibu”. Ibu Guru Tati memandang anak-anak manis yang menulis dengan kening berkerut. Terdengar gesekan halus pada pena kertas. Anak-anak itu sedang tenggelam ke dalam dunianya, pikir Ibu Guru Tati. Dari balik kacamatanya yang tebal, Ibu Guru Tati memandang 40 anak yang manis, yang masa depannya masih panjang, yang belum tahu kelak akan mengalami nasib macam apa. Sepuluh menit segera berlalu. Tapi Sandra, 10 Tahun, belum menulis sepatah kata pun di kertasnya. Ia memandang keluar jendela. Ada dahan bergetar ditiup angin kencang. Ingin rasanya ia lari keluar dari kelas, meninggalkan kenyataan yang sedang bermain di kepalanya. Kenyataan yang terpaksa diingatnya, karena Ibu

KATA & DATA (Tugas 3)

Kata         : Kendaraan pribadi (Sepeda Motor/Mobil). Frasa        : Pejalan kaki semakin berkurang. Hipotesa   : Semakin mudahnya untuk membeli kendaraan, masyarakat sangat malas untuk berjalan                     kaki. Data         : 1.Lembaga kredit kendaraan semakin menjamur.                    2.Perjalanan/Tempat tujuan lebih cepat ditempuh.                    3.Mempersingkat waktu.                    4.Kendaraan pribadi lebih mempermudah pengguna jalan.                    5.Keamanan (Copet kendaraan umum).                    6.Jalanan semakin macet dan polusi udara bertambah. Sumber Data : - Pengguna kendaraan.