Inter-Relasi:
A:Toleransi
B:Perkembangan Zaman
C:Sikap Individualisme (egoistik)
D:Perbedaan
1.Dampak Perkembangan Zaman.
2.Faktor sikap Intoleran di Indonesia.
3.Agama di Indonesia.
4.Suku dan Ras di Indonesia.
5.Pekerjaan dan Budaya Sosial.
6.Cara untuk menciptakan sikap semangat bertoleransi.
7.Hal yang perlu dilakukan Generasi Penerus dan Masyarakat Indonesia.
A:Toleransi
B:Perkembangan Zaman
C:Sikap Individualisme (egoistik)
D:Perbedaan
Pokok Pikiran di Paragraf:
1.Dampak Perkembangan Zaman.
2.Faktor sikap Intoleran di Indonesia.
3.Agama di Indonesia.
4.Suku dan Ras di Indonesia.
5.Pekerjaan dan Budaya Sosial.
6.Cara untuk menciptakan sikap semangat bertoleransi.
7.Hal yang perlu dilakukan Generasi Penerus dan Masyarakat Indonesia.
KEMANA
PERGINYA TOLERANSI?
Dizaman yang semakin modern ini, banyak orang yang
tidak mempedulikan kebersamaan, kerjasama ataupun kesadaran diri bahwa
hakekatnya manusia adalah makhluk sosial, itu berarti kita sebagai manusia saling
membutuhkan satu sama lain. Bagaimana tidak, sudah banyak hal-hal disekitar
kita yang memperlihatkan bahwa pada saat ini kemajuan pengetahuan maupun
teknologi merubah pola pikir dan juga gaya hidup mereka. Seperti halnya sifat individualisme
yang banyak orang alami, sifat ini membuat mereka kurang mementingkan kebersamaan,
kerjasama, dan kurang mengenal lagi apa itu toleransi.
Negara Indonesia ini merupakan Negara yang memiliki
banyak culture budaya dan social yang
beragam, itu dapat dibuktikan dari banyaknya bahasa, suku, ras, agama dan cara
berperilaku sosial yang terdapat di Negara Indonesia ini. Jika kita coba
kembali menengok sejarah, bahwa kemerdekaan Indonesia ini adalah hasil dari
semangat, kesatuan dan jiwa toleran yang tinggi antar masyarakat Indonesia
untuk bersatu membasmi penjajah. Namun, pada saat ini Indonesia sangat kurang
memiliki semangat toleransi. Perkembangan zaman dan pola pikir masyarakat
Indonesia yang kurang mempelajari dan menghayati sejarah dan juga sudah tidak
lagi berlandaskan Pancasila sebagai dasar hidup di Negara Indonesia merupakan faktor
dari tumbuhnya sikap intoleran di Negara kita ini.
Agama merupakan salah satu culture di Negara Indonesia, ada beberapa kepercayaan yakni Islam,
Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, maupun Kong Hu Cu. Dari beberapa kepercayaan
ini pastinya perbedaan antar umat sangat kental melekat pada dirinya
masing-masing. Jika pandangan terhadap perbedaan keyakinan ini tidak berlandaskan
atas Pancasila sebagai Dasar Negara, pastinya banyak hal yang membuat satu sama
lain mengalami pertikaian. Contohnya saja berita yang santer di media-media
Indonesia beberapa waktu yang lalu, kasus “Penistaan Agama” yang dilakukan oleh
Ahok selaku Gubernur DKI Jakarta di Kepulauan Seribu. Kasus tersebut, sangat
membuktikan bahwa masyarakat Indonesia pada saat ini kurang sekali menjunjung
tinggi arti toleransi antar umat dan sangat sensitive
terhadap perbedaan.
Di Indonesia ini, juga memiliki berbagai macam Suku
maupun Ras, ada Ras Papua Melanezoid, Ras Negroid, dan Ras Weddoid. Dan juga
berbagai Suku yaitu Batak, Toraja, Dayak, Jawa, Bugis dan Madura. Dari
banyaknya Suku dan Ras ini juga dapat memancing sebuah permasalahan, contohnya
saja Konflik Sampit yang melibatkan Etnis Dayak sebagai penduduk asli dan Etnis
Madura sebagai transmigran. Konflik tersebut menjadi cermin bahwa dari tahun ke
tahun Indonesia semakin banyak memiliki masyarakat yang pluralis dan lunturnya
toleransi akibat budaya egoistik yang semakin besar.
Pekerjaan dan budaya sosial pun juga menjadi bahasan
yang cukup hangat di Negara ini beberapa waktu yang lalu, bagaimana tidak, dizaman
yang modern ini teknologi tidak ada henti-hentinya untuk dapat membuat
pekerjaan seseorang semakin mudah dan ringan. Dengan Smartphone dan akses
internet saja kita sebagai generasi pada saat ini dapat melakukan dan menemukan
apa saja yang kita butuhkan. Bisnis online contohnya, pada zaman dahulu sangat
jarang sekali kita temui kendaraan pribadi yang ada hanya angkutan umum yang untuk menumpanginya
kita mungkin harus menunggu lama atau berjalan terlebih dahulu. Pada saat ini,
angkutanumum berbasis online bukan lagi menjadi hal yang asing untuk kita. Dengan mudahnya
kita mendapatkan angkutan umum hanya dengan melalui gadget dan akses internet
yang tersedia, kita hanya menunggu beberapa waktu saja kita sudah dapat
menumpanginya, dengan tampilan yang rapi, bersih, dan fasilitas yang baik menjadi
suatu nilai tersendiri akan hal yang membuat orang pada saat ini lebih memilih
hal yang praktis dan nyaman. Hal ini membuat para pemilik angkutan umum
konvensional murka, hal ini membuat angkutan yang mereka miliki sepi penumpang
dan berdampak pada pendapatan yang mereka dapatkan. Aksi demo dilakukan, saling
menggunjing dilontarkan, bahkan saling menyakiti tidak segan-segan mereka
lakukan. Ini salah satu contoh lagi, bahwa nilai toleransi di Negara kita sedang sekarat.
Dari pernyataan-pernyataan diatas kita dapat menarik
kesimpulan, bahwa untuk menciptakan semangat bertoleransi yang berbeda suku,
ras, agama, pekerjaan, maupun sikap sosial, kita harus menegakkan sikap dasar
yang baik dan kualitas yang mapan. Dalam artian kita harus dapat bermasyarakat
yang intelektual baik pemikiran, berperilaku maupun beragama. Sebelum kita
memahami lebih dalam apa arti toleransi, kita harus mengetahui lebih dalam
makna toleransi di Negara kita ini yang memiliki beragam Suku, Ras, maupun Agama. Makna toleransi baik di Indonesia maupun di dunia sangatlah penting
untuk berlangsungnya kehidupan bersama. Dengan adanya toleransi kita dapat
menghargai dan menghormati perbedaan. Selain itu toleransi dapat mempererat
silaturahmi antar sesama. Bahkan toleransi juga dapat memberikan dampak yang
positif dan manfaat yang besar untuk kehidupan kita didunia ini.
Kita tahu bahwa Indonesia sedang mengalami
kekurangan. Kekurangan kesadaran untuk saling bekerjasama, kekurangan kesadaran
bahwa “saat ini” adalah hasil kerja dari “masa lalu” yang menjunjung tinggi
kebersamaan, kekurangan kesadaran bahwa nilai toleransi adalah hal yang sangat
penting untuk menjalani kehidupan di dunia ini.
Kita sebagai generasi muda,
kita juga sebagai masyarakat Indonesia, harus sadar betul akan nilai Pancasila dan
dapat menerapkannya dikehidupan kita saat ini. Kita harus dapat memerangi apa
yang menjadi “dalang” permasalahan di Negara kita ini. Kita harus cerdas dan
berpola hidup intelektual dalam bermasyarakat jika ingin Indonesia tetap damai
dan menjunjung tinggi nilai toleransi.
Jika kita tetap menanamkan sikap egois dan
individualisme, maka kita akan berada ditengah-tengah kehidupan yang sangat
rentan dengan permasalahan, pertikaian, dan kita dibayang-bayangi pertanyaan “Kemanakah
Perginya Toleransi?”.
Demikian pengetahuan yang dapat saya bagikan,jika ada kata atau kutipan yang sama, saya mohon maaf. Terimakasih
Komentar
Posting Komentar